Surat Untuk Mama..
Atas izin Allah aku coba menggoreskan.
Bukan apa-apa, hanya sebuah senandung kecil untuk mama. Semoga mama bahagia.
Mama...
Usiaku telah merambat siang, bukan lagi
bayi yang dulu kau timang setiap hari.
Langkah-langkahku mulai panjang, hingga
tak lagi bisa kau siap mengejarnya, hanya doa yang dititipkan di sela-sela kita
bertemu yang menjadi perlindunganku.
Mama...
Tuhan bilang kau mahluk yang istimewa.
Cintamu tetap ada di bawah cinta-Nya untukku. Doamu dijabah Tuhan, restu Tuhan
tergantung pada restumu. Kau adalah kisah heroic cerita cinta, dengan gaung
kasih sayang yang abadi sepanjang masa. Tapi aku ingat mama, ada banyak kata
cinta yang terlewatkan untukmu. Ada banyak ungkapan kasih yang tak pernah
terucap dari lisanku. Meski ku tau waktumu tak kan pernah habis untukku.
Mama...
Mungkin kadang aku lupa. Ah...anakmu
ini memang pelupa. Aku lupa untuk sekedar mencium tanganmu kala aku bertolak
menuntut ilmu. Aku lupa mengabarimu di tengah padat waktu oleh kesibukanku. Aku
lupa untuk sebentar saja memijat lelah bahumu, bahkan aku lupa menengok air
matamu kala hatimu berselimut rindu padaku.
Mama...
Kau selalu merengkuhku dalam hangat
pelukanmu saat aku terjatuh, menghapus derai air mataku dan menggantinya dengan
kedamaian di hatiku.
Mama apalagi yang pantas kukeluhkan
tentangmu..?
Kini
sepenuhnya aku menyadari mama...
Seperti
apapun kondisinya, pusaran waktu kan tetap kembali padamu.. Memelukmu adalah
hal ternikmat yang diciptakan Tuhan untukku. Semoga Tuhan membayar lunas segala
apa yang telah kau beri untukku mama, karena ku yakin aku tak mampu.
Atas
segala Torehan luka dan kecewa oleh diriku, sepenuhnya kumohon maaf, meski aku
tau kau telah memaafkanku jauh sebelum aku memintanya.
Dan
satu lagi mama, siapapun dirimu, kau tetap malaikat yang diberikan Tuhan
untukku dan dengan sepenuh hati, biar ku ucapkan
“AKU MENCINTAIMU
MAMA....”