Jumat, 01 Februari 2013

Alirn-aliran Ilmu Kalam

A. Pengertian Ilmu Tauhid ( Ilmu Kalam) Menurut Syech M. Abduh, Ilmu Tauhid (Ilmu Kalam) ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya, sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya; membicarakan tentang Rasul-rasul, untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan mereka, dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada mereka. Arti “Tauhid” ialah percaya tentang wujud Tuhan Yang Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, baik zat, sifat maupun perbuatan-Nya; Yang mengutus utusan-utusan untuk member petunjuk kapada alam umat manusia kepada jalan kebaikan; Yang meminta pertanggungan jawab di akhirat dan memberikan balasan kepadanya atas apa yang telah diperbuatnya di dunia ini, baik atau buruk, Ilmu Tauhid (ilmu kalam) yang terkenal dalam islam ialah ilmu tentang kepercayaan-kepercayaan tersebut dan kepercayaan-kepercayaan lain yang ada pertaliannya, dimana seseorang bisa menciptainya dengan dalil-dalil yang yakin (pikiran) dan intuisi. Karena itu Ilmu Tauhid memberikan alas an-alasan untuk kepercayaan tersebut dan membantah orang-orang yang mengingkarinya, menyalahinya dan menyeleweng daripadana. Sebab dinamakannya “Ilmu Tauhid”, ialah karena bagian yang terpenting, menetapkan sifat “wahdah” (satu) bagi Allah dalam zat-Nya dan dalam perbuatan-Nya menciptakan alam seluruhnya dan bahwa Ia sendiri-Nya pula tempat kembali segala alam ini dan penghabisan segala tujuan. Keyakinan (tauhid) inilah yang menjadi tujuan paliing besar bagi kebangkitan Nabi SAW, seperti ditegaskan oleh ayat-ayat Kitab Suci . Sebab-sebab dinamakan-Nya Ilmu Kalam ialah karena: 1. Persoalan yang terpenting diantara pembicaraan-pembicaraan masa-masa pertama Islam ialah firman Tuhan (kalam Allah), yaitu Qur’an apakah azali tau non-azali. Karena itu keseluruhan isi Ilmu Kalam dinamai dengan salah satu bagian yang terpenting. 2. Dasar Ilmu kalam ialah dalil-dali akan pikiran dimana pengaruhnya Nampak jelas pada pembicaraan ulama-ulama kalam, sehingga mereka kelihatan sebagai ahli bicara. Dalil naqal (Qur’an dan Hadis) baru dipakai sesudah mereka menetapkan kebenaran persoalan dari segi akal-pikiran 3. Pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dalam filsafat. Untuk dibedakan dengan logika, maka pembuktian-pembuktian tersebut dinamai “Ilmu Kalam” . B. Sumber-sumber Ilmu Kalam 1. Al-Qur’an Sebagainsumber Ilmu Kalam, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, di antaranya adalah: a. Q.S Al-Ikhlas (112): 3-4. Ayat ini menunjukkanbahwa Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya. b. Q.S Asy-Syura (42):7. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun didunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. c. Q.S Al-Furqan (25):59. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Penyayang bertahta di atas “Arsy”. Ia Pencipta langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya. Ayat-ayat diatas berkaitan dengan zat, sifat, asma, perbuatan, tuntunan, da hal-hal yang lain berkaitan dengan eksitensi Tuhan dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang berkaitan dengan eksitensi Tuhan. 2. Hadis Hadis Nabi SAW. Pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam. “Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a Ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “orang-orang Yahudi akan terpecah menjadi tujuh pluh golongan”. Keberadaan Hadis yang berkaitan dengan perpecahan umat seperti tersebut di atas, pada dasarnya merupakan prediksi Nabi dengan melihat dalam hati para sahabatnya. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa Hadis-hadis seperti itu lebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat dan Umat Nabi tentang bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan. 3. Pemikiran Manusia Adapun sumber ilmu kalam berupa pemikiran yang berasal dari luar Islam dapat diklasifikasikan dalam dua kategori. Pertama, pemikirn nonmuslimin yang telah menjadi peradaban lalu ditransfer dan diasimilasikan dengan pemikiran umat islam. Proses transfer dan asimilasi ini dapat dimaklumi karea sebelum islam masuk dan berkembang, dunia Arab (Timur Tengah) adalah suatu wilayah tempat diturunkannya agama-agama samawi lainnya. Agama-agama itu beberapa kali diturunkan Allah SWT. Didunia Arab antara lain disebabkan masyarakatnya dikenal suka ingkar pada kebenaran dan suka berbuat hipokrit. Oleh sebab itu, secara kiltural, mereka adlah orang-orang yang suka menyelewengkan kebenaran Tuhan, sehingga sangat pantas kalau setip kali terjadi penyelewengan selalu terjadi degradasi nilai-nilai kemanusiaan yang sangaat memilukan . 4. Insting Secara insingtif, manusia selalu ingin bertuhan. Oleh sebab itu, kepercayaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama. Abbas Mahmoud Al-Akkad mengatakan bahwa keberadaan mitos merupakan asal-usul agama di kalangan orang-orang primitif. SEJARAH KEMUNCULAN ALIRAN KALAM Tahkim Shiffin (Ali: Abu Musa Mu’awiyah: Amr bin Ash) KHAWARIJ Definisi: dari kata Kharaja  Keluar Tokoh: Abdullah bin Wahhab ar-Rasyibi (al-Muhakkimah), Nafi al-Azraq (Azariqah), Najdah bin Amir al-Hanafi (an-Najdah), Ibadiah, Abdullah bin Saffar (as- Shufriyyah) Pokok Pikiran: 1. Pelaku dosa besar adalah kafir dan halal untuk dibunuh 2. Kafir termasuk orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka 3. Mencari-cari kesalahan baik pemerintah maupun para ulama. Sehingga seringkali diidentifikasi sebagai aliran radikal pertama dalam Islam. Barisan kelompok sakit hati secara politis. Tumbuh dari orang-orang secara geografis Arab Badui di Gurun SYI’AH Secara bahasa: partai, golongan, pengikut, pendukung. Sebagian kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan keagamaan selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad saw (ahl al-bait). Mereka menolak kekhalifahan tiga khalifah sebelumnya  hadis gadir khumm. Ada lima rukun iman: Tauhid, ‘adl, nubuwwah, ma’ad, imamah (kepercayaan terhadap adanya imam yang merupakan hak ahl al-bait). Konsep sentral: imamah, taqiyyah, mut’ah, ma’shum MURJI’AH أرجأ  menunda;menangguhkan Lahir dan berkembang  Damaskus Tokoh Sentral : Jahm bin Shafwan Isu sentral : POSISI IMAN Iman didefinisikan tashdiq bil Qalbi yang mengkritisi definisi terdahulu dalam khawarij yang mengkaitkan iman dengan perbuatan. Sehingga ada hubungan langsung antara perbuatan dengan eksistensi iman. Implikasinya, khawarij mudah mengkafirkan orang lain. Sementara murji’ah, menyatakan tidak ada hubungan langsung antara iman dan amal sehingga manusia tidak dapat menyatakan kafir seseorang yang berdosa besar. Semuanya diserahkan kepada Allah. JABBARIYAH DAN QADARIYAH Tokoh Jabbariyah  JA’AD BIN DIRHAM Tokoh Qadariyah  MA’BAD AL-JUHAINI GHAYLAN AD-DIMASYQ ISU SENTRAL  KEKUASAAN DAN KEHENDAK MANUSIA  TAQDIR Ayat-ayat yang digunakan Jabariyah: Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (al-Insan: 30) Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". (as-Safat: 96) Kalau sekiranya kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang Telah mati berbicara dengan mereka dan kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka[498], niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui. (al-An’am: 111) Ayat-ayat yang digunakan Qadariyah: Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa: 111) Dan Mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu Telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ali Imran: 165) Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Ar-ra’ad: 11) Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". (al-Kahfi: 29) RUKUN IMAN Mu’tazilah (al-Ushul al-Khamsah) 1. At-Tauhid (Tauhid) 2. Al-‘Adl (Kedilan) 3. Al-Wa’du wa al-Wa’id (Janji dan Ancaman) 4. Al-Manzilah Bainal Manzilatain (Satu tempat di antara dua tempat) 5. Al-Amru Bil Ma’ruf Wa An-Nahyu ‘An Al-Munkar (Menyeru kebaikan dan melarang kejahatan) SYI’AH 1. Tauhid, 2. ‘Adl 3. Imamah (kepercayaan thdp adanya imam yang merupakan hak ahl al-bait) 4. Nubuwwah 5. Ma’ad LIMA ASPEK YANG DIKRITIK ABU AL-HASAN AL-ASY’ARI: 1. Sifat Tuhan 2. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan Manusia 3. Melihat Tuhan 4. Dosa Besar 5. Status al-Qur’an TAUHID Positivis: Tuhan bukanlah realitas transendental yang kosong tanpa isi. Isi itulah yang berupa nama-nama, sifat, dan penggambaran lain yang ada dalam kitab suci. Al-Qur’an memaparkan sifat-sifat: melihat, mendengar, berbicara, berkehendak, marah, senang, dsb. Tuhan juga memiliki tangan, wajah, mata. Dalam hadis disebutkan bahwa Tuhan turun ke bumi pada sepertiga terakhir malam untuk menemui hamba-hambanya yang salat dan berdo’a. Tuhan juga digambarkan berada di singgasana (‘arsy) sebagaimana raja yang bertahta di atas singgasana (al-A’raf: 54; Yunus: 3; ar-Ra’ad: 2; Thaha: 5. Kelompok ini berkesimpulan bahwa Tuhan memiliki mata, tangan, wajah dsb sebagaimana disebutkan kitab suci dan hadis. Semua yang dikatakan kitab suci tidak boleh ditolak atau ditafsirkan. Hanya saja cara tuhan melihat dsb tidak dapat diketahui manusia. Negativis Mereka menolak sifat-sifat Tuhan. Menetapkan sifat-sifat tersebut sama saja dengan mengatakan bahwa tuhan mirip dengan ciptaannya. Hal ini melanggar prinsip tauhid bahwa tidak ada persamaan antara tuhan dan makhluknya. Sifat-sifat Tuhan di dalam kitab suci harus dipahami sebagai majaz dan harus ditakwilkan. Dengan menafikan sifat-sifat Tuhan tersebut mereka mengosongkan konsep Tuhan dari suatu isi. Penyifatan tuhan dengan sesuatu dapat mengarah pada antropomorfisme. SOAL 1. Jelaskan pengertian ilmu kalam menurut sumber buku yang and baca! (15) Buku Theology Islam, dari penerbit Pustaka Al-Husna Jakarta, 1967, penulis A. Hanafi. Pada hal. 12 Syech M. Abdul menyatakan bahwa Ilmu Tauhid (Ilmu Kalam) ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya, sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya; membicarakan ten0tang Rasul-rasul, untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan mereka, dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada mereka. Buku Ilmu Kalam, dari penerbit Pustaka Setia Bandung, 2011, penuli Prof. Dr. Abdul Rozak, M.Ag dan Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. pada hal.13 menyatakan bahwa ilmu kalam ini membahas keesaan Allah SWT. Dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Sumber-sumber Ilmu Kalam ada 4 yaitu : Al-Qur’an, Hadist, Pemikiran Manusia dan Insting. Ilmu kalam juga membahas tentang aliran-aliran teologis didalam islam seperti aliran Syi’h, Khawarij, Murji’ah, Mutazilah, Ahlusunnah Waljama’ah dan lain sebagainya. Kesimpulan : Arti “Tauhid” ialah percaya tentang wujud Tuhan Yang Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, baik zat, sifat maupun perbuatan-Nya; Yang mengutus utusan-utusan untuk memberi petunjuk kapada alam umat manusia kepada jalan kebaikan; Yang meminta pertanggungan jawab di akhirat dan memberikan balasan kepadanya atas apa yang telah diperbuatnya di dunia ini, baik atau buruk. 2. Uraikan yang melatari munculnya aliran teologis (kalam) didunia Islam! (30) a. Dipicu oleh persoalan politik pembunuhan yang menyangkut peristiwa pembunuhan Usman Bin Affan yang diduga dibunuh oleh orang-orang yang kecewa dengan pemerintahannya yang dianggap nepotisme. b. Penolakan Mu’awiyah atas kekhalifahan ali bin Abi Thalib yang disebabkan penolakan perintah meletakan jabatan gubernur. c. Terjadinya perang siffin antara pasukan ali Bin Abi Thalib dengan Muawiyyah yang dari perang tersebut menghasilkan keputusan tahkim. Pasukan ali bin abi thalib yang kecewa terhadap hasil keputusan tersebut langsung keluar dari pasukan ali, orang-orang yang keluar inilah yang kemudian menjadi aliran khawarij (pemberontak, sedangkan pasukan yang tetap berada dengan barisa ali disebut Syi’ah (yang mendukung ali). d. Persoalan kalam yang pertama ialah persoalan siapa yang kafir dan siapan yang bukan kafir. Dalam arti siapa yag telah keluar dari islam dan siapa yang masih tetap dalam islam. Karena perbedaan pendapat dalam memandang kesalahan sesorang itulah terjadi banyaknya aliran-aliran dalam islam, yang mana setiap aliran tersebut memiiki doktrin-doktrin dalam membenarkan aliran kelompoknya. 3. Mengapa aliran khawarij disebut sebagai aliran radikal pertama dalam sejarah islam? (25) Dari bahasa saja kata khawarij yang dalam bahasa arab kharaja yaitu keluar/pemberontak. Mereka adalah orang-orang yang keluar dari pasukan ali Bin abi Thalib pada masa perang siffin. Aliran khawarij dikatakan radikal dan fanatik karena: a. Mudah mengkhafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka walaupun orang tersebut adalah penganut islam. b. Islam yang benar adalah islam yang mereka fahami dan amalkan, islam selain itu dianggap tidak benar. c. Doktrin-doktrin khawarij seperti menghalalkan membunuh orang yang dianggap kafir, bahkan kaum muslim seorang muslim dapat menjadi kafir apabila tidak mau membunuh muslim lain yang dianggap kafir dan ia juga harus dilenyapkan. d. Memaksa kaum muslim untuk berhijrah dan masuk dalam kelompok mereka (khawarij), bila tidak mau bergabung ia wajib diperangi karena berada dinegara musuh. e. Orang-orang khawarij sering menggunakan kekerasan dalam menyalurkan aspirasinya. 4. Jelaskan factor yang melatar belakangi munculnya aliran murji’ah? (30) a. Adanya dua aliran yang kontra yaitu aliran syi’ah (pendukung ali) dan khawarij (pemberontak). b. Adanya kelompok yang tidak setuju dengan pandangan khawarij dalam mengkafirkan seseorang yang melakukan dosa besar dan wajib dibunuh karena menurut kelompok ini pembuat dosa besar tetap mukmin tidak kafir, sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apaka akan diampuni atau tidak, kelompok inilah yang kemudian disebut murji’ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar